Sabtu, 13 Desember 2014

Sejarah terorisme


sumber : google
Hingga kini, perang terhadap terorisme sangat gencar dilaksanakan di hampir seluruh belahan dunia ini. Bukan itu saja, aktivitas terorisme ini, juga telah menjadi musuh bersama bagi sebagian besar manusia penghuni planet bumi.

Seperti telah diberitakan lewat media massa, baik cetak maupun elektronik bahwa perang terhadap terorisme didunia ini terjadi setelah gedung World Trade Centre (WTC) di AS, runtuh ditabrak dua pesawat pada 11 september 2001, pemerintah adikuasa ini kemudian menyatakan bahwa peristiwa itu terjadi karena ulah teroris.

Lalu setelah serangkaian penyelidikan pihak berwenang pemerintahan Paman Sam menyimpulkan bahwa kelompok Al-Qaidah pimpinan Osama bin Laden berada di balik penyerangan gedung WTC.
Sejak saat itulah, perang terhadap terorisme dikumandangkan Presiden AS George Walker Bush. Perang ini ditujukan untuk menumpas segala bentuk terorisme di dunia dan menangkap Osama bin Laden.

Perang terhadap teroris ini didukung dan disambut sangat antusias oleh sekutu-sekutu AS. Negara-negara Barat ini pun bersama-sama secara serentak mempopulerkan perang terhadap terorisme ke seluruh penjuru dunia.

Namun pada akhirnya, cepat atau lambat, perang terhadap terorisme ala bush ini telah menempatkan banyak kelompok islam di seluruh penjuru dunia ini sebagai pihak yang di perangi . Perang terhadap terorisme AS pada kenyataannya hanya membidik kelompok-kelompok Islam dan bukan dari kelompok lainnya.

Tampaknya, Bush memiliki hidden agenda di balik motivasi perang terhadap terorisme yang dikumandangkannya. Akibatnya, tak sedikit tokoh terkemuka di dunia ini yang menyebutkan bahwa negara super power itu sesungguhnya sedang memerangi Ideologi Islam yang dianggap sebagai ancaman AS berikutnya setelah komunis runtuh.

Perang terhadap teroris ini tak hanya melibatkan pasukan dan peralatan tempur yang memadai, tapi juga didukung jaringan media yang luar biasa jumlahnya. Media mdia inilah yang kemudian membentuk opini publik, bahwa perang terhadap terorisme yang sedang terjadi kini , ditujukan hanya untuk kelompok-kelompok Islam.

Pendek kata, sejak perang terhadap terorisme digelorakan AS, maka sejak saat itulah, terrorisme diidentikan dengan kelompok Islam. Seolah-olah tidak akan pernah ada aktivitas terorisme dari kelompok lain , kecuali dari kelompok Islam saja.

Tampaknya, AS dan sekutu-sekutunya, memiliki definisi sendiri terkait teroris , yakni sebagai sebuah aktivitas teror yang hanya mungkin dilakukan kelompok Islam dan bukan dari kelompok lainnya.
Padahal dalam catatan sejarah, terorisme berkembang sedemikian rupa, baik dari bentuknya yang paling sederhana hingga komplek, maupun juga dengan para pelakunya yang memiliki latar belakang kebangsaan dan agama berbeda-beda.




SILIH BERGANTI

Sejarah tentang terorisme , sesungguhnya telah berkembang sejak beberapa abad lalu. Teror pada awalnya hanya cukup ditandai dengan sebuah bentuk kejahatan murni, berupa pembunuhan dan ancaman untuk mencapai tujuan tertentu.

Perkembangan teror bermula dari bentuk fanatisme aliran kepercayaan yang kemudian berubah menjadi pembunuhan baik yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok terhadap penguasa yang dianggap sebagai tiran.

Pembunuhan terhadap individu ini dapat dikatakan sebagai bentuk murni dari terorisme bila mengacu pada sejarah terorisme modern. Meski istilah teror dan terorisme baru mulai populer abad ke-18 , tapi fenomena ini bukanlah sesuatu yang baru.

Terorisme secara sistematis telah muncul sebelum Revolusi Perancis seperti yang dituliskan dalam buku Political Terrorism (1982) karya Grant Wardlaw. Tapi terorisme ini, baru tampak secara mencolok sejak paruh kedua abad ke-19.

Kata terorisme berasal dari Bahasa Perancis “ le terreur” yang semula dipergunakan untuk menyebut tindakan pemerinth hasil Revolusi perancis. Pada waktu itu, pemerintah hasil revolusi mempergunakan kekerasan secara brutaal dan berlebiihan dengan cara memenggal 40 ribu orang yang dituduh melakukan kegiatan anti pemerintah.

Setelah digunakan di Perancis, kata teroris juga digunakan untuk menyebut gerakan kekerasan anti pemerintah di Rusia. Sejak saat itu pula, kata teroris telah dipergunakan untuk menyebut tindakan kekerasan oleh pemerintah maupun kegiatan yang anti pemerintah.

Terorisme muncul kembali pada akhir abad  19 dan menjelang berlangsungnya Perang Dunia I dan terjadi hampir di seluruh belahan dunia. Pada pertengahan abad ke 19 , terorisme mulai terjadi di Eropa Barat, Rusia, dan Amerika.

Aktivitas terorisme dipilih pelakunya karena mereka percaya bahwa cara itu adalah yang paling efektif untuk melakukan revolusi politik maupun sosial, yakni dengan cara membunuh orang-orang berpengaruh. Seperti yang dilakukan rakyat Armenia saat berada dibawah pendudukan Turki.
Tapi karena terorisme rakyat Armenia pada sekitar 1890an ini maka ketika PD I berlangsung , Turki melakukan pembalasan dengan melaksanakan pembunuhan massal terhadap warga Armenia.
Pada masa-masa ini, aktivitas terorisme diidentikan sebagai bagian dari gerakan sayap kiri yang berbasiskan ideologi. Lalu beberapa pengamat menyepakati bahwa bentuk pertama terorisme , terjadi sebelum PD II , dimana terorisme dilakukan dengan cara pembunuhan politik terhadap pejabat pemerintah.

Sedangkan bentuk kedua terorisme dimulai di Aljazair sekitar 1950an, yang dilakukan Front de Liberation Nationale (FLN). Aksi terorisme kala itu mempopulerkan serangan bersifat acak terhadap masyarakat sipil yang tidak bersalah. Hal ini dilakukan guna melawan terorisme negara. Pembunuhan itu dilakukan dengan tuuan mendapatkan keadilan.

Lalu bentuk ketiga terorisme, disebutkan muncul pada sekitar 1960an dan terkenal dengan istilah sebutan “Terosrisme Media”. Aktivitas teror ini berwujud serangan acak terhadap siapa saa dengan tuuan mendapatkan publikasi.

Bentuk teror ini berkembang melalui tiga sumber, pertama karena kecenderungan sejarah yang semakin menentang kolonialisme dan tumbuhnya gerakan-gerakan demokrasi serta HAM. Kedua, pergeseran ideologis yang mencakup kebangkitan fundamentalis agama, radikalis setelah era perang Vietnam dan munculnya ide perang gerilya kota. Ketiga, kemajuan teknologi , penemuan senjata canggih dan peningkatan lalu lintas .

Namun terorisme bentuk ketiga ini dianggap kurang efektif dalam masyarakat yang ketika itu sebagian besar buata huruf dan apatis. Seruan atau perujuangan melalui tulisan mempunyai dampak yang sangat kecil. Akan Lebih efektif menerapkan “the philosophy of the bomb” yang bersifat eksplosif dan sulit untuk diabaikan.

Kemudian ketika PD II usai, dunia tidak sepenuhnya mengalami damai. Berbagai pergolakan berkembang dan berlangsung secara berkelanjutan. Konfrontasi negara adikuasa yang meluas menjadi konflik Timur –Barat dan menyeret beberapa negara dunia ketiga ke dalamnya sehingga menyebabkan timbulnya konflik Utara-Selatan.

Perjuangan melawan penjajah, pergolakan rasial, konflik regional yang menarik campur tangan pihak ketiga, pergolakan dalam negeri disekian banyak negara dunia ketiga, maka hal ini membuat banyak negara labil dan bergejolak.

Ketidaksetabilan dunia dan rasa frustasi dari banyak negara berkembang dalam perjuangan menuntut hak-hak yang dianggap fundamental dan sah, membuka peluang muncul dan meluasnya Terorisme, Akibatnya, fenomena terorisme meningkat sejak permulaan dasa warsa 70-an.

Terorisme dan teror telah berkembang dalam sengketa ideologi, fanatisme agama, perjuangan kemerdekaan, pemberontakan, gerilya, bahkan juga oleh pemerintah sebagai cara dan sarana menegakan kekuasaannya.

Kini, terorisme yang marak belakangan ini adalah terorisme gaya baru yang mengandung beberapa karakteristik, yakni maksimalisasi korban, adanya keinginan untuk mendapatkan liputan dimedia massa, tidak ada klaim terhadap terorisme yang sudah dilakukan, dan serangan teroris tidak pernah bisa diduga karena sasarannya sangat luas.



AKSI TERORIS

Terorisme yang pernah muncul dalam sejarah panjang perjalanan umat manusia di bumi ini, sesungguhnya terjadi karena terinspirasi berbagai motivasi. Motif terorisme, beberapa diantaranya dapat terjadi karena membebaskan tanah air, memisahkan diri dari pemerintahan yang sah (Separatis). Dan sebagai proses sistem sosial yang berlaku.

Pejuang palestina karena alasan ingin membebaskan tanah airnya dari penjajahan Israel, maka pada 15 November1988 memproklamasikan kemerdekaannya di Aljazair. Bagi Israel, semua pejuang Palestina, apapun bentuknya digolongkan ke dalam kelompok teroris.

Begitu pula dengan Irish Republica Army (IRA) yang dianggap teroris oleh pemerintah Inggris. Aktivitas IRA dengan segala bentuk kegiatannya yang ingin memisahkan diri dari pemerintah Inggris memberikan cap sebagai teroris.

Tak hanya itu , sebagai protes terhadap sistem sosial yang berlaku, Brigade Merah Italia berjuang membebaskan Italia dari kaum kapitalis multinasionalis. Tapi karena kelompok ini sebagai ancaman oleh pemerintah yang sedang berkuasa, maka brigade ini dimasukan dalam kelompok teroris.

Memang sejarah mencatat, dalam menyingkirkan musuh-musuh politiknya, seseorang atau sebuah kelompok , banyak menggunakan cara cara kekerasan seperti pembunuhan. Cara ini dilakukan pula oleh Khadafi yang menggunakan pembunuh bayaran Eropa untuk mengeksekusi PM Libya A Hamid Bakhoush ketika sedang berada di Mesir.

Dalam perjalanannya aksi aksi terorisme ini juga mengalami perkembangan dimana terjalin kerjasama antara kelompok terorisme. Meski tidak ada konspirasi Internasional yang jelas antar kelompok terorisme , tapi fakta yang ada menunjukan terjadinya peningkatan kerjasama antara kelompok teroris di dunia.

Kerjasama ini bisa berwujud bantuan tenaga ahli, tempat perlidungan, bahkan partisipasi dalam melakukan operasi bersama. Berkembangnya kerjasama ini , pada akhirnya menjadikan efisiensi dari operasional kelompok terorisme tersebut serta daerah operasional kelompok terornya juga meningkat.
Uniknya, di beberapa negara tertentu , pemerintah setempat justru mendukung adanya kerjasama antar kelompok teroris ini. Penguasa setempat justru memberikan dukungan logistik, mengorganisir pertemuan antar pimpinan dari kelompok yang berbeda serta memberikan bantuan dalam pelaksanaan operasinya.

Pemerintah model ini menganggap penggunaan terorisme tersebut adalah sebuah alternatif lain dari perang konvensional . Konon, mereka memanfaatkan kelompok teroris ini sebagai tentara cadangan mereka.

Beberapa peristiwa terkait kerjasama antar kelompok teroris di dunia ini, antara lain terjadi ketika berlangsung pertemuan badawi pada 1971, pertemuan Larnaca di Siprus pada 1997, dan kasus pemboman Konsulat AS di Pakistan pada 2002.

Pada pertemuan di Badawi, dihadiri berbagai perwakilan organisasi teroris Eropadan Timur Tengah. Realisasi dari pertemuan ini memunculkan aksi terorisme, yakni sebuah serangan ke lapangan terbang Tel Aviv pada Mei 1972.

Sedangkan pertemuan Larnaca bisa terjadi karena semangat yang pernah dibangun dalam pertemuan di Badawi. Hasil pertemuan ini adalah mengembangkan kerjasama taktis dalam hubungan saling bantu dan saling memperkuat antar kelompok teroris.

Kelompok-kelompok yang turut serta dalam pertemuan-pertemuan itu sangat menyadari bahwa kerjasama mutlak dilakukanuntuk menjamin kesuksesan yang lebih besar dalam aksi skai teror berikutnya. Mereka sangat menyadari , kemampuan yang dimiliki masing-masing organisasi akan lebih maksimal output nya bila melakukan kerjasama lebih luas dengan organisasi lain yang serupa.
Dalam kasus pemboman konsulat Amerika di Pakistan, Disebut-sebut Al Qaeda mendanai sejumlah teroris sektarian lokal Pakistan guna perencanaan pemboman. Saat waktu yang ditentukan tiba. Sebuah bom meledak dengan dahsyat diluar gedung konsulat AS sehingga menewaskan 12 warga Pakistan.

Jadi sudah sangat jelas dalam perjalanan sejarah, bahwa terorisme telah dilakukan oleh banyak suku bangsa diseluruh penjuru duniaini. Mereka memiliki agama, ideologi dan keyakinan yang berbeda. Tapi yang pasti, terorisme tersebut muncul karena adanya ketidakadilan yang mereka rasakan sehingga memunculkan perlawanan.

Namun demikian, sejak AS dan sekutunya mempelopori perang terhadap terorisme, maka terorisme seolah-olah hanya dilakukan oleh kelompok Islam saja. Bahkan AS rela mencabut negara Korea Utara dari daftar negara teroris dunia, padahal sudah sangat jelas bahwa negara itu sangat menentang kepentingan AS dimana saja.

sumber : INTELEJEN