Sabtu, 13 Desember 2014

Sejarah terorisme


sumber : google
Hingga kini, perang terhadap terorisme sangat gencar dilaksanakan di hampir seluruh belahan dunia ini. Bukan itu saja, aktivitas terorisme ini, juga telah menjadi musuh bersama bagi sebagian besar manusia penghuni planet bumi.

Seperti telah diberitakan lewat media massa, baik cetak maupun elektronik bahwa perang terhadap terorisme didunia ini terjadi setelah gedung World Trade Centre (WTC) di AS, runtuh ditabrak dua pesawat pada 11 september 2001, pemerintah adikuasa ini kemudian menyatakan bahwa peristiwa itu terjadi karena ulah teroris.

Lalu setelah serangkaian penyelidikan pihak berwenang pemerintahan Paman Sam menyimpulkan bahwa kelompok Al-Qaidah pimpinan Osama bin Laden berada di balik penyerangan gedung WTC.
Sejak saat itulah, perang terhadap terorisme dikumandangkan Presiden AS George Walker Bush. Perang ini ditujukan untuk menumpas segala bentuk terorisme di dunia dan menangkap Osama bin Laden.

Perang terhadap teroris ini didukung dan disambut sangat antusias oleh sekutu-sekutu AS. Negara-negara Barat ini pun bersama-sama secara serentak mempopulerkan perang terhadap terorisme ke seluruh penjuru dunia.

Namun pada akhirnya, cepat atau lambat, perang terhadap terorisme ala bush ini telah menempatkan banyak kelompok islam di seluruh penjuru dunia ini sebagai pihak yang di perangi . Perang terhadap terorisme AS pada kenyataannya hanya membidik kelompok-kelompok Islam dan bukan dari kelompok lainnya.

Tampaknya, Bush memiliki hidden agenda di balik motivasi perang terhadap terorisme yang dikumandangkannya. Akibatnya, tak sedikit tokoh terkemuka di dunia ini yang menyebutkan bahwa negara super power itu sesungguhnya sedang memerangi Ideologi Islam yang dianggap sebagai ancaman AS berikutnya setelah komunis runtuh.

Perang terhadap teroris ini tak hanya melibatkan pasukan dan peralatan tempur yang memadai, tapi juga didukung jaringan media yang luar biasa jumlahnya. Media mdia inilah yang kemudian membentuk opini publik, bahwa perang terhadap terorisme yang sedang terjadi kini , ditujukan hanya untuk kelompok-kelompok Islam.

Pendek kata, sejak perang terhadap terorisme digelorakan AS, maka sejak saat itulah, terrorisme diidentikan dengan kelompok Islam. Seolah-olah tidak akan pernah ada aktivitas terorisme dari kelompok lain , kecuali dari kelompok Islam saja.

Tampaknya, AS dan sekutu-sekutunya, memiliki definisi sendiri terkait teroris , yakni sebagai sebuah aktivitas teror yang hanya mungkin dilakukan kelompok Islam dan bukan dari kelompok lainnya.
Padahal dalam catatan sejarah, terorisme berkembang sedemikian rupa, baik dari bentuknya yang paling sederhana hingga komplek, maupun juga dengan para pelakunya yang memiliki latar belakang kebangsaan dan agama berbeda-beda.




SILIH BERGANTI

Sejarah tentang terorisme , sesungguhnya telah berkembang sejak beberapa abad lalu. Teror pada awalnya hanya cukup ditandai dengan sebuah bentuk kejahatan murni, berupa pembunuhan dan ancaman untuk mencapai tujuan tertentu.

Perkembangan teror bermula dari bentuk fanatisme aliran kepercayaan yang kemudian berubah menjadi pembunuhan baik yang dilakukan secara perorangan maupun kelompok terhadap penguasa yang dianggap sebagai tiran.

Pembunuhan terhadap individu ini dapat dikatakan sebagai bentuk murni dari terorisme bila mengacu pada sejarah terorisme modern. Meski istilah teror dan terorisme baru mulai populer abad ke-18 , tapi fenomena ini bukanlah sesuatu yang baru.

Terorisme secara sistematis telah muncul sebelum Revolusi Perancis seperti yang dituliskan dalam buku Political Terrorism (1982) karya Grant Wardlaw. Tapi terorisme ini, baru tampak secara mencolok sejak paruh kedua abad ke-19.

Kata terorisme berasal dari Bahasa Perancis “ le terreur” yang semula dipergunakan untuk menyebut tindakan pemerinth hasil Revolusi perancis. Pada waktu itu, pemerintah hasil revolusi mempergunakan kekerasan secara brutaal dan berlebiihan dengan cara memenggal 40 ribu orang yang dituduh melakukan kegiatan anti pemerintah.

Setelah digunakan di Perancis, kata teroris juga digunakan untuk menyebut gerakan kekerasan anti pemerintah di Rusia. Sejak saat itu pula, kata teroris telah dipergunakan untuk menyebut tindakan kekerasan oleh pemerintah maupun kegiatan yang anti pemerintah.

Terorisme muncul kembali pada akhir abad  19 dan menjelang berlangsungnya Perang Dunia I dan terjadi hampir di seluruh belahan dunia. Pada pertengahan abad ke 19 , terorisme mulai terjadi di Eropa Barat, Rusia, dan Amerika.

Aktivitas terorisme dipilih pelakunya karena mereka percaya bahwa cara itu adalah yang paling efektif untuk melakukan revolusi politik maupun sosial, yakni dengan cara membunuh orang-orang berpengaruh. Seperti yang dilakukan rakyat Armenia saat berada dibawah pendudukan Turki.
Tapi karena terorisme rakyat Armenia pada sekitar 1890an ini maka ketika PD I berlangsung , Turki melakukan pembalasan dengan melaksanakan pembunuhan massal terhadap warga Armenia.
Pada masa-masa ini, aktivitas terorisme diidentikan sebagai bagian dari gerakan sayap kiri yang berbasiskan ideologi. Lalu beberapa pengamat menyepakati bahwa bentuk pertama terorisme , terjadi sebelum PD II , dimana terorisme dilakukan dengan cara pembunuhan politik terhadap pejabat pemerintah.

Sedangkan bentuk kedua terorisme dimulai di Aljazair sekitar 1950an, yang dilakukan Front de Liberation Nationale (FLN). Aksi terorisme kala itu mempopulerkan serangan bersifat acak terhadap masyarakat sipil yang tidak bersalah. Hal ini dilakukan guna melawan terorisme negara. Pembunuhan itu dilakukan dengan tuuan mendapatkan keadilan.

Lalu bentuk ketiga terorisme, disebutkan muncul pada sekitar 1960an dan terkenal dengan istilah sebutan “Terosrisme Media”. Aktivitas teror ini berwujud serangan acak terhadap siapa saa dengan tuuan mendapatkan publikasi.

Bentuk teror ini berkembang melalui tiga sumber, pertama karena kecenderungan sejarah yang semakin menentang kolonialisme dan tumbuhnya gerakan-gerakan demokrasi serta HAM. Kedua, pergeseran ideologis yang mencakup kebangkitan fundamentalis agama, radikalis setelah era perang Vietnam dan munculnya ide perang gerilya kota. Ketiga, kemajuan teknologi , penemuan senjata canggih dan peningkatan lalu lintas .

Namun terorisme bentuk ketiga ini dianggap kurang efektif dalam masyarakat yang ketika itu sebagian besar buata huruf dan apatis. Seruan atau perujuangan melalui tulisan mempunyai dampak yang sangat kecil. Akan Lebih efektif menerapkan “the philosophy of the bomb” yang bersifat eksplosif dan sulit untuk diabaikan.

Kemudian ketika PD II usai, dunia tidak sepenuhnya mengalami damai. Berbagai pergolakan berkembang dan berlangsung secara berkelanjutan. Konfrontasi negara adikuasa yang meluas menjadi konflik Timur –Barat dan menyeret beberapa negara dunia ketiga ke dalamnya sehingga menyebabkan timbulnya konflik Utara-Selatan.

Perjuangan melawan penjajah, pergolakan rasial, konflik regional yang menarik campur tangan pihak ketiga, pergolakan dalam negeri disekian banyak negara dunia ketiga, maka hal ini membuat banyak negara labil dan bergejolak.

Ketidaksetabilan dunia dan rasa frustasi dari banyak negara berkembang dalam perjuangan menuntut hak-hak yang dianggap fundamental dan sah, membuka peluang muncul dan meluasnya Terorisme, Akibatnya, fenomena terorisme meningkat sejak permulaan dasa warsa 70-an.

Terorisme dan teror telah berkembang dalam sengketa ideologi, fanatisme agama, perjuangan kemerdekaan, pemberontakan, gerilya, bahkan juga oleh pemerintah sebagai cara dan sarana menegakan kekuasaannya.

Kini, terorisme yang marak belakangan ini adalah terorisme gaya baru yang mengandung beberapa karakteristik, yakni maksimalisasi korban, adanya keinginan untuk mendapatkan liputan dimedia massa, tidak ada klaim terhadap terorisme yang sudah dilakukan, dan serangan teroris tidak pernah bisa diduga karena sasarannya sangat luas.



AKSI TERORIS

Terorisme yang pernah muncul dalam sejarah panjang perjalanan umat manusia di bumi ini, sesungguhnya terjadi karena terinspirasi berbagai motivasi. Motif terorisme, beberapa diantaranya dapat terjadi karena membebaskan tanah air, memisahkan diri dari pemerintahan yang sah (Separatis). Dan sebagai proses sistem sosial yang berlaku.

Pejuang palestina karena alasan ingin membebaskan tanah airnya dari penjajahan Israel, maka pada 15 November1988 memproklamasikan kemerdekaannya di Aljazair. Bagi Israel, semua pejuang Palestina, apapun bentuknya digolongkan ke dalam kelompok teroris.

Begitu pula dengan Irish Republica Army (IRA) yang dianggap teroris oleh pemerintah Inggris. Aktivitas IRA dengan segala bentuk kegiatannya yang ingin memisahkan diri dari pemerintah Inggris memberikan cap sebagai teroris.

Tak hanya itu , sebagai protes terhadap sistem sosial yang berlaku, Brigade Merah Italia berjuang membebaskan Italia dari kaum kapitalis multinasionalis. Tapi karena kelompok ini sebagai ancaman oleh pemerintah yang sedang berkuasa, maka brigade ini dimasukan dalam kelompok teroris.

Memang sejarah mencatat, dalam menyingkirkan musuh-musuh politiknya, seseorang atau sebuah kelompok , banyak menggunakan cara cara kekerasan seperti pembunuhan. Cara ini dilakukan pula oleh Khadafi yang menggunakan pembunuh bayaran Eropa untuk mengeksekusi PM Libya A Hamid Bakhoush ketika sedang berada di Mesir.

Dalam perjalanannya aksi aksi terorisme ini juga mengalami perkembangan dimana terjalin kerjasama antara kelompok terorisme. Meski tidak ada konspirasi Internasional yang jelas antar kelompok terorisme , tapi fakta yang ada menunjukan terjadinya peningkatan kerjasama antara kelompok teroris di dunia.

Kerjasama ini bisa berwujud bantuan tenaga ahli, tempat perlidungan, bahkan partisipasi dalam melakukan operasi bersama. Berkembangnya kerjasama ini , pada akhirnya menjadikan efisiensi dari operasional kelompok terorisme tersebut serta daerah operasional kelompok terornya juga meningkat.
Uniknya, di beberapa negara tertentu , pemerintah setempat justru mendukung adanya kerjasama antar kelompok teroris ini. Penguasa setempat justru memberikan dukungan logistik, mengorganisir pertemuan antar pimpinan dari kelompok yang berbeda serta memberikan bantuan dalam pelaksanaan operasinya.

Pemerintah model ini menganggap penggunaan terorisme tersebut adalah sebuah alternatif lain dari perang konvensional . Konon, mereka memanfaatkan kelompok teroris ini sebagai tentara cadangan mereka.

Beberapa peristiwa terkait kerjasama antar kelompok teroris di dunia ini, antara lain terjadi ketika berlangsung pertemuan badawi pada 1971, pertemuan Larnaca di Siprus pada 1997, dan kasus pemboman Konsulat AS di Pakistan pada 2002.

Pada pertemuan di Badawi, dihadiri berbagai perwakilan organisasi teroris Eropadan Timur Tengah. Realisasi dari pertemuan ini memunculkan aksi terorisme, yakni sebuah serangan ke lapangan terbang Tel Aviv pada Mei 1972.

Sedangkan pertemuan Larnaca bisa terjadi karena semangat yang pernah dibangun dalam pertemuan di Badawi. Hasil pertemuan ini adalah mengembangkan kerjasama taktis dalam hubungan saling bantu dan saling memperkuat antar kelompok teroris.

Kelompok-kelompok yang turut serta dalam pertemuan-pertemuan itu sangat menyadari bahwa kerjasama mutlak dilakukanuntuk menjamin kesuksesan yang lebih besar dalam aksi skai teror berikutnya. Mereka sangat menyadari , kemampuan yang dimiliki masing-masing organisasi akan lebih maksimal output nya bila melakukan kerjasama lebih luas dengan organisasi lain yang serupa.
Dalam kasus pemboman konsulat Amerika di Pakistan, Disebut-sebut Al Qaeda mendanai sejumlah teroris sektarian lokal Pakistan guna perencanaan pemboman. Saat waktu yang ditentukan tiba. Sebuah bom meledak dengan dahsyat diluar gedung konsulat AS sehingga menewaskan 12 warga Pakistan.

Jadi sudah sangat jelas dalam perjalanan sejarah, bahwa terorisme telah dilakukan oleh banyak suku bangsa diseluruh penjuru duniaini. Mereka memiliki agama, ideologi dan keyakinan yang berbeda. Tapi yang pasti, terorisme tersebut muncul karena adanya ketidakadilan yang mereka rasakan sehingga memunculkan perlawanan.

Namun demikian, sejak AS dan sekutunya mempelopori perang terhadap terorisme, maka terorisme seolah-olah hanya dilakukan oleh kelompok Islam saja. Bahkan AS rela mencabut negara Korea Utara dari daftar negara teroris dunia, padahal sudah sangat jelas bahwa negara itu sangat menentang kepentingan AS dimana saja.

sumber : INTELEJEN

Minggu, 09 November 2014

Tradisi Baritan di Desa Cilamaya Hilir Kecamatan Blanakan



Dusun Wanakersa - Desa Cilamaya Hilir, 6 November 2014

Sore itu sengaja saya menyempatkan hadir untuk melihat tradisi yang sudah lama tak dilakukan didesa, sambil mengulang kembali romantisme masa kanak-kanak saya. Tradisi yang dimaksud yaitu Baritan. Sebelumnya kamu sudah tahu Baritan itu apa !?!? kalau belum, oke akan saya jelaskan.

Pada umumnya orang Jawa tradisional sangat menyukai acara Selamatan, mereka melakukan ini bertujuan untuk mendapatkan slamet (keselamatan) dalam artian tidak mendapat gangguan berupa penyakit, kesulitan alamiah maupun gaib dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.

Istilah Baritan berasal dari bahasa Sunda, yakni dari kata buritan, yang memiliki arti waktu menjelang maghrib karena berkaitan dengan waktu penyelenggaran acara tersebut antara pukul 16:00-18:00. Namun ada yang mengatakan, Baritan berasal dari kata mbubarake peri lan setan (mengusir hantu dan setan).

Anggota masyarakat yang akan melaksanakan upacara Baritan membuat nasi tumpeng dilengkapi dengan lauk-pauk. Nasi tumpeng ini bukan suatu keharusan. Artinya, kalau memang tidak mampu menyediakan atau membuat nasi tumpeng bisa diganti dengan kue-kue atau buah-buahan saja.

Jalannya Upacara
Bapak amil sedang memberikan sambutan




Salah satu panitia memukul kentongan untuk memanggil warga agar berkumpul di pinggir perempatan jalan. Setelah warga berkumpul, hidangan yang mereka bawa ditaruh ditengah sedangkan para warga duduk melingkar. Acara dimulai dengan pembakaran kemenyan, dilanjut dengan sambutan oleh orang yang dituakan, kemudian membacakan tahmid dan tahlil secara bersama-sama. Setelah berdoa agar desa terhindar dari bala dan bencana. Acara selanjutnya makanan yang dibawa kira-kira di bagi dua, kemudian separuhnya dikumpulkan oleh panitia untuk diberikan kepada tetangga yang lain
, ini di maksudkan bahwa tidak ada pembedaan kelas diantara masyarakat tersebut.

Baritan dilaksanakan pada bulan Muharam oleh seluruh warga kampung yang ada pada RT tersebut, tidak ada batasan umur untuk warga yang boleh ikut baritan. Mulai dari anak bayi sampai orang tua boleh ambil bagian dalam baritan. Dengan mengajak anak-anak berharapan agar tetap ada yang melestarikan budaya tersebut.

Masyarakat sangat antusias akan adanya tradisi baritan, karena selain untuk mendoakan keselamatan juga untuk menyambung tali silaturahmi. Mungkin dalam kesehariannya ada yang sibuk dengan urusan kerja, dengan adanya baritan ini mereka bisa saling bertemu dan mengobrol basa-basi. Disini juga melebur antara warga kaya ataupun miskin, mereka duduk bersama, bercanda bersama.

Selain itu, baritan juga diadakan rutin setahun sekali, maka dari itu banyak warga yang tidak mau melewatkan momen bersejarah ini. Bahkan ada yang sengaja sejenak meniggalkan kesibukannya hanya untuk demi tradisi baritan. Tetapi itu tidak semuanya yang melakukan, karena sebagian besar warga Desa bermata pencaharian sebagai petani. Kesimpulannya tanggapan masyarakat dengan adanya tradisi baritan ini ialah sangat antusias, karena berbagai faktor diatas yang menyebabkan tradisi baritan selalu berkesan dan terus berkembang hingga saat ini.


Panitia sedang mengumpulkan makanan 1 (Dok Pribadi)







Panitia sedang mengumpulkan makanan 2 (Dok Pribadi)

Selasa, 04 November 2014

Asal Persenjataan Kelompok Separatis



Bisnis jual beli senjata adalah sebuah bisnis bernilai besar. Setidaknya dunia mengeluarkan dana sebesar US$ 1,7 Triliun untuk keperluan militer pada tahun 2013, demikian yang umumkan Institut Riset Perdamaian Internasional di Stockholm (SIPRI) hari Senin (14/04/14). Mendekati nilai jual pada saat perang dingin berlangsung. sumber

Jika melihat angka penjualan di atas, tidak diragukan lagi bahwa bisnis perdagangan senjata internasional, adalah sebuah transaksi internasional yang bernilai tinggi. Selain itu transaksi jual beli tidak hanya melibatkan produsen senjata berupa perusahaan penghasil senjata, tetapi juga melibatkan negara, organisasi internasional dan kelompok bersenjata sebagai konsumennya.

Sebagai sebuah transaksi perdagangan, perdagangan senjata memerlukan subjek hukum untuk melakukan perjanjian jual beli. Jika melibatkan dua negara berbeda, maka perjanjian jual beli itu termasuk jual beli internasional yang harus tunduk patuh pada hukum internasional mengenai perdagangan internasional berupa konvensi internasional.

Lalu bagaimana dengan kelompok separatis, apakah kelompok separatis bisa membeli senjata dari sebuah negara produsen ?. Jawabnya tidak, karena kelompok separatis tidak dianggap sebagai sebuah subjek hukum dalam hukum internasional, sehingga kelompok separatis tidak bisa menjadi pihak dalam peranjian jual beli.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kelompok separatis yang ada di dunia, termasuk di indonesia mendapatkan beragam senjata untuk mengadakan perlawanan dengan sebuah negara.
Jawaban atas pertanyaan tersebut sebenarnya ada disuatu tempat. Pasar Gelap senjata dimana semua kebutuhan akan segala jenis senjata tersedia. Namun untuk mendapatkan senjata dari pasar gelap, kelompok separatis haruslah berhubungan dengan makelar senjata yang sering disebut dengan “Lord of War”.

Cara lainya adalah mendapatkan dari negara asing yang mendukung pergerakan separatis itu, itupun tetap harus melalui seorang broker senjata/”Lord of War”, krena seperti sudah disebutkan sebelumnya, kelompok separatis tidak diakui sebagai subjek hukum.

Selain tidak diakui nya kelompok separatis sebagai subjek hukum, sehinggga tidak dapat melakukan perjanjian jual beli dengan negara pendukung. Negara pendukung separatais juga harus tetap menjaga citranya agar tetap terlihat netral di negara yang sedang mengalami pemberontakan.
Diindikasikan negara-negara seperti Amerika Serikat, Russia, Uni Eropa dan beberapa negara di kawasan Asia terlibat dalam peredaran senjata gelap yang jatuh ke tangan kelompok separatis. Semuanya dapat dilakukan dengan adanya jasa seorang “Lord of War”.


Pasar Gelap

Sudah menjadi rahasia umum, jika tidak bisa membeli senjata dari negara asal produsen, maka datanglah ke pasar gelap senjata, di mana semua jenis senjata yang dibutuhkan kelompok separatis bisa ditemukan bahkan dengan harga dibawah harga pasaran. Pasar gelap senjata menyediakan berbagai senjata , mulai dari pisau komando, pistol, senapan serbu, bahan peledak bahkan rudal sekalipun.

Asal barangnya pun bermacam-macam, ada yang sisa perang, sisa gudang yang sudah dihapus dalam inventaris, atau langsung dari pabrikan. Semuanya tergantung permintaan si pembeli.
Yang menarik adalah senjata-senjata tersebut berasal dari negara-negara yang ternyata memang menjadi produsen senjata seperti Rusia, Cina, AS, Uni Eropa bahkan menurut beberapa kabar Indonesia juga termasuk yang bermain.

Dari semua jenis senjata yang diperdagangkan di pasar gelap, senapan serbu Kalashnikov AK-47 adalah senjata favorit kelompok separatis dan pemberontak, karena terkenal dengan daya tahan dan daya hancurnya yang mematikan. 

Senapan jenis AK-47 ini mudah didapat, karena masih banyak senapan ex- Uni Soviet yang beredar. Apalagi senapan ini juga telah diproduksi tidak hanya di Uni Soviet (Rusia), tapi juga diproduksi oleh Cina, Korea Utara, Republik Ceko, Polandia dan lainnya. Sehingga kelompok separatis mudah mendapatkannya di pasar gelap belahan dunia manapun, melalui seorang broker senjata.
Selain senjata AK-47 , senjata terkenal lain yang dapat dijumpai dipasar gelap adalah pistol buatan Glock dan senapan serbu Heckler & Koch HK 416 buatan Jerman. Bahkan rudal SA-7 pun bisa ditemui di pasar gelap. 
Kalashnikov AK-47 (wikipedia)
Salah Satu jenis pistol Glock (wikipedia)  

H&K 416 (wikipedia)
NATO menyebutnya SA-7 Grail (wikipedia)



Salah satu “Lord of War” paling terkenal dimuka bumi, yang banyak memasok senjata gelap bagi kelompok separatis adalah Viktor Anatolyevich Bout. Dia memanfaatkan kekacauan politik dan ekonomi di Rusia pada 1990 an dimana di Rusia dan negara satelitnya yang tersebar pabrik pabrik senjata yang memproduksi senjata AK-47, jutaan renteng amunisi, ranjau darat, misil darat ke udara, panser, senapan sniper, dan peralatan pengintai malam, tiba-tiba tidak beroperasi. Keadaan ini membuat warga yang bekerja di negara-negara itu tidak bisa membeli bahan kebutuhan pokok. Sehingga banyak pekerja yang menjual senjata yang berasal dari pabrik, kepada orang-orang seperti Viktor Bout.

        
Viktor Anatolyevich Bout (wikipedia)
Pasukan pemberontak Kongo adalah kelompok separatis yang pernah mendapatkan jasa pelayanan broker senjata macam Viktor Bout, dimana senjata didapatkan langsung dari pabriknya, dikirim menggunakan pesawat ke bandara perintis di kawasan Kongo, dengan kamuflase layaknya spionase.
Hal sama juga dilakukan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ketika konflik Aceh masih terjadi . menurut informasi yang beredar, GAM mendapatkan pasokan senjata dari arah utara, seperti Kamboja dan Thailand melewati laut selatan, melintas ke Batam atau melingkar ke pulau Jawa. Menurut data INTELIJEN , pasoka senjata GAM memang berasal dari luar negeri, seperti dari Filipina dan Thailand, yang memang sama-sama memiliki gerakan separatis berbasis agama, MILF dan Patani.

Lalu bagaimana kelompok MILF dan Patani mendapatkan senjata, sama seperti gerakan separatis lainya, MILF dan Patani mendapatkan senjata dari pasar gelap, dengan memanfaatkan jasa broker senjata. Ditambah dengan banyaknya kaum muslim Filipina dan Thailand yang ikut berperang dengan Mujahidin Afghanistan ketika perang melawan Uni Soviet, maka tidaklah sulit untuk dua kelompok ini mendapatkan senjata dipasar Gelap.



Negara Pendukung

Walau tidak secara resmi menyatakan mendukung aksi separatisme di sebuah negara, tapi toh keterlibatan suatu negara karena adanya kepentingan di wilayah tersebut, adalah suatu hal mungkin saja terjadi.

Kelompok Separatis ETA yang
Ingin memerdekakan Basque dari Spanyol
Separatis Euskadi Ta Askatasuna (ETA) di Spanyol misalnya, selain mendapatkan senjata berupa Sten-gun buatan Inggris, “Marreta” buatan Israel dan pistol buatan Ceko dari pasar gelap. Kelompok separatis ini mendapatkan sokngan senjata dari Fabrique Nationale Herstal (FNH) Belgia. Belgia ikut terlibat dengan kelompok separatis ETA, karena sudah sejak lama, negara ini menjadi pelarian anggota komunis, dan dijadikan tempat rekrutmen anggota bagi pihak Republikan. Ceko juga termasuk yang mendukung ETA sebelum kejatuhan komunis 1989. Negara yang berada di Eropa Timur ini mendukung perjuangan ETA, dengan memasok berbagai jenis senjata dan amunisi asal blok timur melalui pasar gelap.

AS pun tidak luput dari tindakan seperti ini. Paman Sam pernah memberikan dukungan berupa pembelian senjata bagi Kelompok Mujahidin  Afghanistan, ketika berperang membebaskan diri dari Uni Soviet. Saat itu , AS menyuplai senjata berupa senapan serbu AK-47 dari pasar gelap, Helikopter militer, hingga Rudal panggul anti Pesawat Stinger. Semuanya dilakukan AS dengan alasan, menjaga agar Komunis tidak menyebar di Kawasan Asia Tengah.

AS juga menyuplai senjata kepada Taiwan yang dianggap masih menjadi bagian dari Wilayah Republik Rakyat Cina, dengan menjual berbagai senjata mulai dari Senapan, Rudal hingga Pesawat Tempur.

Tidak hanya negara-negara besar, Indonesia pun sempat dituduh ikut menyelundupkan senjata kepada kelompok separatis Filipina tahun 2009 lalu, dengan ditemukannya paket kiriman senjata SS-1, dan Galil yang berada di kapal yang sedang menuju Filipina.
Kabar itu sendiri kemudian dibantah Pindad selaku produsen SS-1, dan pemerintah, karena menurut keterangan dua pihak tersebut, Pindad hanya menjual senjata kepada pihak perwakilan resmi.