Sore itu sengaja saya menyempatkan hadir untuk melihat tradisi
yang sudah lama tak dilakukan didesa, sambil mengulang kembali romantisme masa
kanak-kanak saya. Tradisi yang dimaksud yaitu Baritan. Sebelumnya kamu sudah
tahu Baritan itu apa !?!? kalau belum, oke akan saya jelaskan.
Pada umumnya orang Jawa tradisional sangat menyukai acara
Selamatan, mereka melakukan ini bertujuan untuk mendapatkan slamet
(keselamatan) dalam artian tidak mendapat gangguan berupa penyakit, kesulitan
alamiah maupun gaib dalam menjalani kehidupan sehari-harinya.
Istilah Baritan berasal dari bahasa Sunda, yakni dari kata
buritan, yang memiliki arti waktu menjelang maghrib karena berkaitan dengan
waktu penyelenggaran acara tersebut antara pukul 16:00-18:00. Namun ada yang
mengatakan, Baritan berasal dari kata mbubarake peri lan setan (mengusir hantu
dan setan).
Anggota masyarakat yang akan melaksanakan upacara Baritan
membuat nasi tumpeng dilengkapi dengan lauk-pauk. Nasi tumpeng ini bukan suatu
keharusan. Artinya, kalau memang tidak mampu menyediakan atau membuat nasi
tumpeng bisa diganti dengan kue-kue atau buah-buahan saja.
Jalannya Upacara
Bapak amil sedang memberikan sambutan |
, ini di maksudkan bahwa tidak ada pembedaan kelas diantara masyarakat tersebut.
Baritan dilaksanakan pada bulan Muharam oleh seluruh warga
kampung yang ada pada RT tersebut, tidak ada batasan umur untuk warga yang
boleh ikut baritan. Mulai dari anak bayi sampai orang tua boleh ambil bagian
dalam baritan. Dengan mengajak anak-anak berharapan agar tetap ada yang
melestarikan budaya tersebut.
Masyarakat sangat antusias akan adanya tradisi baritan,
karena selain untuk mendoakan keselamatan juga untuk menyambung tali
silaturahmi. Mungkin dalam kesehariannya ada yang sibuk dengan urusan kerja,
dengan adanya baritan ini mereka bisa saling bertemu dan mengobrol basa-basi.
Disini juga melebur antara warga kaya ataupun miskin, mereka duduk bersama,
bercanda bersama.
Selain itu, baritan juga diadakan rutin setahun sekali, maka
dari itu banyak warga yang tidak mau melewatkan momen bersejarah ini. Bahkan
ada yang sengaja sejenak meniggalkan kesibukannya hanya untuk demi tradisi
baritan. Tetapi itu tidak semuanya yang melakukan, karena sebagian besar warga
Desa bermata pencaharian sebagai petani. Kesimpulannya tanggapan masyarakat
dengan adanya tradisi baritan ini ialah sangat antusias, karena berbagai faktor
diatas yang menyebabkan tradisi baritan selalu berkesan dan terus berkembang
hingga saat ini.
Panitia sedang mengumpulkan makanan 1 (Dok Pribadi) |
Panitia sedang mengumpulkan makanan 2 (Dok Pribadi) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar